ALHAMDULILLAHI RABBIL ALAMIN

SEGALA PUJI BAGI ALLAH, TUHAN SELURUH ALAM

SANG MAHA PENCIPTA

YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI

AR-RAHMAN AR-RAHIM

MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

AR-RAZAQ

SANG MAHA PEMBERI REZKI

ALHAMDULILLAH

PUJI SYUKUR KITA PANJATKAN ATAS NIKMAT YANG TELAH ALLAH BERIKAN KEPADA KITA

Jumat, 30 Maret 2012

Morfometri Daerah Aliran Sungai



Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan, 1998).
Morfometri DAS
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter  tersebut adalah luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien kecuraman sungai.

Daerah Aliran Sungai (DAS)/Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut. oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau disebut catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan jalan yang ditempuh sebelum mencapai limpasan (run off). (Mulyo, 2004).
Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. (Suripin, 2001).
Menurut I Made Sandy (1985), seorang Guru Besar Geografi Universitas Indonesia; Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi, yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh. Sebuah pulau selamanya terbagi habis ke dalam Daerah-Daerah Aliran Sungai. Antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya dibatasi oleh titik-titik tertinggi muka bumi berbentuk punggungan yang disebut stream devide atau batas daerah aliran (garis pemisah DAS). Bila suatu stream devide itu merupakan jajaran pebukitan disebut stream devide range. (Hallaf H.P., 2006).
Morfomeri Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif. keadaan yang dimaksud untuk analisa aliran sungai antara lain meliputi:
a.        Luas DAS
            DAS merupakan tempat pengumpulan presipitasi ke suatu sistem sungai. Luas daerah aliran dapat diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada peta topografi. Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagia air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur dengan alat planimeter.
Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungan luasnya. adapun formula untuk perhitungan luas yaitu:
Luas = Jumlah kotak x (skala)2
b.      Panjang dan lebar
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara luas DAS dengan panjang sungai induk.
Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk
c.       Kemiringan atau Gradien Sungai
Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
g = Jarak Vertikal/Jarak HorisontalKet :
g = Gradien Sungai
J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m)
J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)
d.   Orde dan tingkat percabangan sungai
1.) Orde Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya.
Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde.

2.) Tingkat percabangan sungai
Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan rumus:
Rb = Nu/Nu+1
Ket:
Rb = Indeks tingkat percabangan sungai
Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u
Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1
Adapun karakteristik dari tiap nilai Rbnya yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVh6JqWb50Qqr5Zva4g7nigis0L10BQ1tAYneXoxEmrb6tAK06222vaDgJWVft-T5aWW18x8l2IQGt66JjhYmvZbD4zFX91oXOwJVAuG5WLrFRpHptjabqIdsw5YvrzL3yWxizoZFLuMPb/s320/rb.bmp
e.       Kerapatan sungai
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
Dd = L/A
Ket:
Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2)
L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya
A = Luas DAS (km2)

Adapun karakteristik dari nilai indeks kerapatan sungai (Dd) yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSWSwpC2WzacwazOaFBSYQFNpJCvLk_JD_IReAqMCkTnOQiKkR_q8mQQiuLG9yJWNcqXDeDrq2Vj6_jdHLfHtGobAEvtG0wu07dqE8t_2_efs5enAxtZrTcbHPB8apRC63g04AixHgj4hW/s320/Dd.bmp
f.       Bentuk Daerah Aliran Sungai
Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS mempunyai artipenting dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu berpengaruh terhadap kecepatan terpusat aliran
Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya.
Rc = 4пA/P2
Ket:
Rc = Basin circularity
A = Luas DAS (m2)
P = Keliling (m)
п = 3,14
Adapun karakteristik dari nilai Basin circularity yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWz4x7ukzjQeGNWlpQnOjyso4E8l5rySv60vZouun0scbU-GuaGdTc8Ex4cJ_Wq-44AWkFyKHrRPmlgatnLguuFHP2N5keBvX8s83mlI8jR9k99fdfXvOGDmdsG5Cv1LOJ-QMcqCq1R2yG/s320/Rc.bmp
Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga fluktuasi banjir semakin rendah. Bentuk DAS secara kuantitatif dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai nisbah memanjang ('elongation ratio'/Re)  dan kebulatan ('circularity ratio'/Rc). Macam-macam benntuk Daerah Aliran Sungai:
DAS berbentuk bulu burung
            DAS ini memiliki bentuk yang sempit dan memanjang, dimana anak-anak sunga (sub-DAS) mengalir memanjang di sebalah kanan dan kiri sungai utama. Umumnya memiliki debit banjir yang kecil tetapi berlangsung cukup lama karena suplai air datang silih berganti dari masing-masing anak sungai.
DAS berbentuk radial
Sebaran aliran sungai membentuk seperi kipas atau nyaris lingkaran. Anak-anak sungai (sub-DAS) mengalir dari segala penjuru DAS dan tetapi terkonsentrasi pada satu titik secara radial, akibat dari bentuk DAS yang demikian. Debit banjir yang dihasilkan umumnya akan sangat besar, dalam catatan, hujan terjadi merata dan bersamaan di seluruh DAS tersebut.
DAS berbentuk paralel
Sebuah DAS yang tersusun dari percabangan dua sub-DAS yang cukup besar di bagian hulu, tetapi menyatu di bagain hilirnya. Masing-masing sub-DAS tersebut dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Dan ketika terjadi hujan di Kedua sub-DAS tersebut secara bersamaan, maka akan berpotensi terjadi banjir yang relative besar
g.      Pola Pengairan Sungai
Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam DAS bersangkutan.
Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu:
1.      Pola trellis dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya
2.      Pola Rektanguler, dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan.
Gambar Pola-pola Pengairan Sungai

3.      Pola Denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.
4.      Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.
5.      Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.
6.      Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran parallel
7.      Pola Annular, Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut.
c) Jaringan sungai
Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit aliran sungai yang dialirkan oleh anak-anak sungainya. Parameter ini dapat diukur secara kuantitatif dari nisbah percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur sungai orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat di atasnya. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nisbah percabangan berarti sungai tersebut memiliki banyak anak-anak sungai dan fluktuasi debit yang terjadi juga semakin besar. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan semakin panjang pula alur sungainya. Orde sungai dapat ditetapkan dengan metode Horton, Strahler, Shreve, dan Scheidegger. Namun pada umumnya metode Strahler lebih mudah untuk  diterapkan dibandingkan dengan metode yang lainnya. Berdasarkan metode Strahler,alur  sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan ordepertama (orde 1), pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (orde 2), demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar.
DAFTAR PUSTAKA
Hallaf, H.P., 2005. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA UNM.
Makassar.
Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Nova.Bandung
Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Linsley RK, Kohler MA, Paulhus JLH. 1982. Hidrologi Untuk Insinyur. Hermawan
Y, penerjemah; Sianipar Y, Haryadi E, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Terjemahan dari: Hydrology for Engieneers

http://utha-miy.blogspot.com/2011/05/morfometri-das-daerah-aliran-sungai-i.html

Minggu, 18 Maret 2012

JAGALAH SHALAT MU, WAHAI SAUDARA KU!!!


Ketika penghuni Neraka ditanya, “apa yang menyebabkan kalian masuk ke dalam Neraka Saqar?
Mereka menjawab, ‘dahulu kami tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat” (Al Muddatsir:42-43)

Renungkanlah…!!!

Kedudukan shalat dalam islam
1.      Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun islam
Rasulullah bersabda, “islam itu dibangun diatas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramdhan.”(HR. Muslim)
2.      Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir
Rasulullah bersabda, “sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Berangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” (HR. Muslim)
3.      Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat
Diriwayatkan dari Mu’adz bin jabal, Nabi bersabda, “inti (pokok) segala perkara adalah islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. At-Tirmidzi)
4.      Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat
 Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ‘Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki shalat sunnah?’ maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, “kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud)

5.      Shalat adalah Penjaga Darah dan Harta seseorang
Rasulullah bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illallah (Tiada sembahan yang haq kecuali Allah), menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari & Muslim)

Keutamaan Mengerjakan Shalat 5 Waktu
Shalat memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, ampunan dan berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi orang yang menegakkan shalat dan rukun-rukunnya dan lebih utama lagi apabila sunnah-sunnah shalat 5 waktu dikerjakan, diantara keutamaan tersebut adalah:
1.      Mendapatkan cinta dan ridho Allah
Orang yang mengerjakan shalat berarti menjalankan perintah Allah, maka ia pantas mendapatkan cinta dan keridhoan Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “katakanlah (wahai Muhammad): “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang”
2.      Selamat dari api neraka dan masuk ke dalam surga
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab:71). Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Rahimahullahu ta’ala berkata, “yang dimaksud dengan kemenangan dalam riwayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga. Dan melaksanakan shalat termasuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.
3.      Pewaris surga firdaus dan kekal di dalamnya
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “sungguh beruntung orang-orang yang beriman… dan orang-orang yang memelihara shalatnya mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamanya,” (QS. Al Mu’minun: 1-11)
4.      Pelaku shalat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.”
5.      Akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah
Allah Ta’Ala berfirman (yang artinya), “sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan permpuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, ampunan dan pahala yang besar.” (Qs. Al Ahzab:35)
6.      Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus cirri orang yang khusyuk
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al Baqarah: 45)
7.      Shalat mencegah hamba dari perbuatan keji dan mungkar
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut:45)

Saudaraku mari kita renungkan tentang diri kita
jagalah sholat mu,
dan buktikan bagaimana Manfaat shalat bagi kehidupan kita..