Sabtu, 12 februari 2012
SEBENARNYA SAYA BUKAN ORANG JAWA
Tema ini saya terpikir untuk menulisnya karena sudah sekian lama,
setiap orang yang melihat saya pasti bilang Orang jawa yah? Suku jawa yah? Wong
jowo yah? Jawa mana?
Hm.. itu
membuat saya berpikir-pikir kenapa yah orang mengira aku orang jawa.
Yang lebih lucunya lagi hampir sebagian teman-teman yang sudah lama
kenal saya, seperti teman smp, teman sma, dan teman kuliah sekarang kalau saya
ditanya suku apa? Saya bilang suku bugis, mereka itu kaget dan tidak percaya
menganggap saya itu becanda (bohong) tapi setelah saya yakinkan kalau saya
memang benar-benar orang bugis tulen, mereka akhirnya percaya. Ehh.. tapi ada
lagi yang belum yakin, dia bertanya lagi: tapi ada salah satu ortumu kan yang
orang jawa? Tetap saya jawab dengan yakin “tidak ada”hehe
Itulah sepenggal kisah yang membuat saya ingin menulis, yah sekedar
iseng doing..hehe
Kata orang yang melihat saya, “mukamu seperti orang jawa (wah…masa
sih). Trus.. pembawaanku seperti orang jawa, kemayu, diem, dll (yan bener
nih?)hehe. Dan gaya bicaraku katnya tidak kasar seperti orang Sulawesi, dan
kadang pake logat gak,iyah,monggo (ah…itu sih sekedar celetuk doing).
Alhamdulillah saya pernah ke jogja daerah jawa (bukan somong yah..) dan saya
melihat, mendengar, menyaksikan bagaimana orang jawa berbicara dengan orang
lain, (bertanya,menyapa, dan semuanya) jadi saya belajar dari situ, karena saya
senang dengan budaya berbicara mereka. Walaupun sedang marah tapi tetap sopan.
Jadi saya terinspirasi dari situ, tapi itu terjadi jauh sesudah orang-orang
mengira saya ini orang jawa.
Ada cuplikan cerita yang saya ingat, dan sepertinya saya tak akan
lupa. Waktu itu saya sedang sekolah SMA, kejadiannya tepat saya kelas 1 SMA.
Guru bertanya kepada para murid “sapa yang pernah ke jawa? “ tidak ada yang angkat tangan karena memang
waktu itu belum ada yang pernah ke jawa (waktu itu saya belum ke Jawa).
Kemudian guru bertanya lagi “siapa yang suku jawa? Spontan saya angkat tangan,
pada saat saya tersadar ternyata saya bukan orang jawa. Saya jadi bingung turun
tangan tidak? Turun tangan tidak? (duh…bingung) akhirnya saya memutuskan tuk
tidak turun tangan. Waktu siswa yang angkat tangan cuman 2 orang, yaitu saya
dan tri kaharwono (orang muna + jawa) tapi logatnya Makassar kental (karena
tinggal di Makassar). Kalau tri sih awalnya orang gak percaya kalau dia orang
jawa, soalnya muka gak jawa. Tapi kalau dilihat dari namanya, hm… orang
langsung percaya
LANJUT.. pada saat istirahat, Tri (yang tadi itu) mengahampiri saya
dan bertanya.
T : jawa mana kamu??
Saya jawab
S : Tri yang tadi itu waktu ditanya sama guru bohong, tidak benar
T : berarti bukan orang jawa ko? (logatnya Makassar)
S : bukan
T : jadi orang apa ko? Orang sunda ko?
S : bukan (sambil tertawa)
T : orang tolaki pale?
S : bukan… saya orang bugis
T : ah.. bohong ko, jami ko bohong, orang jawa ko deh
S : kasian.. saya ini orang bugis kasian
T : ah.. tidak percaya ka, tidak ada muka-muka orang bugis, kentaranya
mi mukamu orang jawa
S : ih.. orang bugis saya kasian (seperti mau nyerah)
T : ah.. tidak percaya ka, mengaku mo ko, jawa mana ko?
S : Ya Allah!! sa bilang saya orang bugis (ngotot)
T : ih.. tidak baenya ini ana, tidak mau’I jujur sama kita, mengaku mo
ko
S : Astagfirullah (nyerah)
Tri pun pergi keluar kelas,dengan raut muka yang seperti tidak terima
Setelah kejadian tadi itu, saya berpikir sebegitu ruwet kah
permasalahan ini.
Setelah beberapa lama Tri masuk kembali ke dalam kelas, dan bertanya
masalah yang tadi tentunya, Tri masih tidak mau terima. Setelah negosiasi
dilakukan, datanglah seorang teman (penyelamat) yang sudah lama menganal saya
dan mengenal tentang keluarga saya. Jadi dia menjeelaskan kepada Tri..!@#$$%@
Akhirnya Tri mengerti juga. Kemudian terdengar sahutan dari belakang
layar, (1)“hah..orang bugis dia? (2)“bukan orang jawa? (3) “astaga pertama sa
lihat sa kira orang jawa?
Hm.. Itulah spenggal kisah waktu SMA yang bertemakan antara orang jawa
dan bugis..hehe
Diwaktu masuk kuliah, banyak teman2 yang diam2 menghanyutkan, bukan
dalam hal dendam, tetapi masalah yang tadi lagi tuh..
Banyak teman yang menyimpulkan sendiri kalau saya orang jawa, tidak
terpikir oleh mereka kalau saya orang bugis. Mereka menyimpulkan tanpa bertanya
terlebih dahulu kepada saya. Tetapi begitu mereka tau kalau saya ini orang
bugis asli, banyak yang terheran-heran, tapi akhirnya mereka mnerima kenyataan
(cie…..kaya sinetron)
Tapi ada juga seperti kasus Tri tadi, tapi akhirnya dia mengerti.
Cerita yang terbarunya nih, baru beberapa hari yang lalu, kalu tidak
salah tepatnya waktu sedang rapat perdana ASC dibulan januari or februari
yah??? (lupa). Teman saya ini tergolong teman yang akrab dengan saya. Kami
sudah saling mengenal semenjak pertama masuk kuliah, dan sering sekegiatan
bareng, dan sering sama-sama dia, pokonya sering barengan ma dia deh…
Awalnya kami sedang membahas tentang program kerja organisasi ASC,
masuk keprogram kunjungan, kemudian masuk ke tempat-tempat kunjungan kerja. Ada
teman yang mengusulkan kunjungan kerja keluar kota, saya langsung nyeletuk (ke
Makassar, sekalian pulang kampong) tapi karena suara saya sedang jadi yang
dengar hanya teman saya tadi, karena kebetulan dia duduk disampingku. Kemudian
bertanya “kampong siapa di Makassar?? Saya jawab “kampungku, eh tapi bukan di
makassarnya sih, tapi di kabupatennya namanya pinrang” lalu dia bilang “hah
anti orang bugis kah?” saya jawab “iya” kemudian dia bilang “astagfirullah,
saya baru tau kalau anti ternyata orang bugis, soalnya facenya anti face orang
jawa, gaya bicaranya juga seperti orang jawa” saya hanya tersenyum tak banyak
bicara karena pada saat itu sedang rapat.
Saya jadi terharu….hiks…hiks…hehe
Setelah sekian lama akhirnya.. jati diriku di tau,hehe
Masih diseputar bulan januari 2012, tepatnya dihari yang sama, waktu
itu setelah membersihkan sekret ASC, saya pergi tuk mencuci tangan, di tempat
itu sepi, eh tapi pas di belakang gedung banyak tukang yang bekerja tapi agak
jauh jaraknya dengan saya. Tukang yang melihat saya langsung teriak, “sampean
wong jowo yah?????” tapi saya tak menoleh dan tak menjawab. Tukang itu tetap
saja nyeloteh, sampe2 dia berbicara bahasa jawa yang ditunjukan ke saya, saya
sih tak mengerti, yang saya ngerti cuman sampean wong jowo..hehe
Ada lagi nih yang terbaru, yah sekitar beberapa hari yang lalu,
tepatnya hari rabu. Ni kan lagi di absen satu2, kemudian ditanya soal IP dan
IPK. Tiba waktunya nama saya dipanggil, eh nama saya salah tulis, jadinya Sri
Hardiyanti, jadinya bapak Pembina panggil saya Sri Hardiyanti.
“Sri Hardiyanti???? (bapak Pembina memanggil nama saya)
Kemudian saya mengangkat tangan tapi muka saya agak muram+bingung
soalnya namanya salah
“Berapa IP Sri? (bapak Pembina lanjut bertanya)
“Sri kenapa IP turun?
“Tapi IPK mu masih di atas 3 ji Sri, Applause dulu buat Sri…(bapak
Pembina menyeru)
“lebih baik lagi nah Sri semester depannya..!!!
Saya sih Iyah ajah sambil ngangguk2… biar lancer urusan,hehe
Makin resmi deh saya jadi orang jawa kalau gitu, soalnya namanya dah
diganti jadi Sri. Apalagi bagi teman2 yang belum tau kalau saya orang bugis
pasti langsung percaya kalau saya ini orang jawa, wong namanya dah jadi Sri
Hardiyanti,hehe
Itulah beberapa cuplikan cerita dari kisah saya mengenai kekeliruan
orang tentang suku saya yang sebenarnya.
Saya tidak pernah marah, kesal, menyesal, dan sebagainya. Tapi saya
syukuri “Alhamdulillah” di balik semua ini ka nada hikmahnya, kalu gak ada
“hikmah, ada ji adeknya..hehe
Kata orang kalau ada orang yang mirip dengan seseorang yang lawan
jenisnya, akan berjodoh. Jadi sama halnya kalau seorang mirip orang jawa
katanya akan berjodoh dengan orang jawa. Tapi itu kan cuman kata2 orang, soal
jodoh serahkan kepada Allah, Allah lah yang menentukan, kita sih berdoa semoga
diberi yang terbaik.
Kalau diingat-ingat lucu juga yah,,,
pasti akan ada cerita baru lagi yang menarik.
Saya akhiri tulisan saya kali ini, semoga yang membeca mendapat
manfaat, salah satunya dari yang tidak tau menjadi tau, kalau saya ini orang
bugis,hehehe……
Wassalam…
“Dhian Purnama”
0 komentar:
Posting Komentar